Evaluasi Implementasi Program Smart City Tahap I 2024, Kota Madiun Disebut Layak Jadi Mentor Daerah Sekitar
DENPASAR - Program smart city yang telah berjalan di sejumlah kota dan kabupaten wajib berjalan optimal. Karenanya, evaluasi pun dilakukan secara rutin oleh pemerintah pusat. Tak terkecuali untuk program smart city Kota Madiun. Evaluasi Kota Cerdas Tahap I untuk tahun ini berjalan di Kota Denpasar, Bali. Pj Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto bersama Sekda Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto, dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hadir untuk evaluasi tersebut.
‘’Yang perlu diingat, smart city bukan kota yang berbasis IT. Tidak harus. Smart city adalah kota yang cerdas dalam melayani masyarakat. Artinya, kita, pemerintah daerah, harus memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan mudah,’’ kata Sekda Soeko di sela kegiatan evaluasi yang berlangsung di The Meru Sanur, Denpasar, Senin (24/6).
Namun, sekda tak menampik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tersebut banyak melalui dengan aplikasi. Tetapi bukan menjadi hal yang utama. Berbagai pertanyaan pun mengemuka dari evaluator. Apalagi, Kota Madiun merupakan salah satu daerah yang berhasil mencuri perhatian nasional dalam implementasi program smart city tersebut. Hal itu dibuktikan dari hasil evaluasi smart city pada tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan untuk hasil evaluasi implementasi Kota Cerdas Tahap II 2023 lalu, Kota Pendekar berada di urutan tiga nasional dari 141 Kota/Kabupaten yang masuk program Gerakan Menuju Kota Cerdas periode 2017-2021. Kota Madiun mendapatkan nilai final hasil evaluasi sebesar 3,71. Nilai itu di bawah Kota Surakarta dengan 3,84 dan Kota Bandung dengan 3,83. Hasil tersebut tentu cukup membanggakan lantaran Kota Madiun termasuk daerah yang baru bergabung dalam program tersebut. Sementara untuk evaluasi tahap pertama tahun ini masih belum final.
‘’Jadi salah satu yang ditanyakan tadi seperti terkait kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah daerah. Khususnya kebijakan yang bermuara kepada kemajuan. Artinya, bukan hanya terkait aplikasi atau IT,’’ imbuhnya.
Salah satunya, kebijakan terkait bagaimana pemerintah membaca ancaman menjadi peluang serta pengoptimalan potensi kota. Seperti diketahui, hadirnya jalan tol Trans Jawa merupakan ancaman bagi Kota Madiun. Sebab, transportasi antar kota besar bisa ditempuh lebih cepat. Kota Madiun akan ditinggalkan jika tidak memiliki daya tarik.
‘’Karena kita tidak banyak memiliki sumber daya alam, makanya kita hadirkan wisata buatan. Kita hadirnya miniatur landmark berbagai negara yang kita branding wisata enam negara tanpa visa. Ide ini muncul karena swafoto menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Karenanya kita hadirkan tempat berswafoto landmark berbagai negara itu,’’ jelasnya.
Itu baru satu kebijakan untuk satu dimensi smart city. Berbagai kebijakan untuk lima dimensi smart city yang lain juga disampaikan kepada evaluator. Seperti diketahui, program smart city memiliki dimensi Smart Environtment, Smart Economy, Smart Branding, Smart Government, Smart Society, dan Smart Living. Capaian apik Kota Madiun tersebut cukup mendapat banyak pujian dari evaluator. Bahkan disebut layak menjadi mentor daerah sekitar. (can/agi/diskominfo)